A.Pengertian karya tulis ilmiah
Secara umum, suatu
karya ilmiah dapat diartikan sebagai suatu hasil karya yang dipandang
memiliki kadar ilmiah tertentu serta dapat dipertanggungjawabkan dalam bentuk
karangan atau tulisan ilmiah, dapat pula disampaikan secara lisan dalam bentuk
pidato atau orasi ilmiah, dan dapat melalui suatu bentuk demonstrasi.
Tujuan penulisan
karya ilmiah adalah menyampaikan seperangkat keterangan, informasi, dan pikiran
secara tegas, ringkas, dan jelas (ABC = accurate, brief, clear). Kendatipun
demikian, melalui kreativitas dan daya ungkap penulisnya, karya ilmiah dapat
disusun sedemikian rupa agar menarik perhatian pembaca tanpa melupakan
nilai-nilai ilmiahnya.
Karya tulis ilmiah
dikemukakan berdasarkan pemikiran, kesimpulan, serta pendapat/pendirian penulis
yang dirumuskan setelah mengumpulkan dan mengolah berbagai informasi
sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, baik teoretik maupun empirik. Karya
ilmiah senantiasa bertolak dari kebenaran ilmiah dalam bidang ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan permasalahan yang disajikan. Titik tolak ini merupakan
sumber kerangka berpikir (paradigma, meminjam istilah Thomas Kuhn), dalam
mengumpulkan informasi-informasi secara empirik.
Karya ilmiah
tertulis (karangan ilmiah) dapat berbentuk artikel lmiah populer (esai, opini),
usulan penelitian, dan laporan penelitian. Dalam bentuk khusus yang bersifat
akademik, karangan ilmiah dapat berupa makalah, skripsi, tesis, dan disertasi,
yang masing-masing digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai
gelar sarjana (S1), magister (S2), dan doktor (S3).
Isi suatu karya
ilmiah dapat berupa keterangan atau informasi yang bersifat faktual
(mengemukakan fakta), hipotesis (dugaan-dugaan), konklusif (mengemukakan
kesimpulan), dan implementatif (mengemukakan rekomendasi atau saran-saran serta
solusi). Suatu karya ilmiah yang lebih komprehensif akan mengandung semua jenis
keterangan atau informasi tersebut.
B.
Menulis Karangan
Kamu tentu banyak
mengidolakan penulis-penulis terkenal. Melalui kegiatan mengarang,
prestasi dan prestise seseorang akan naik. Mengarang adalah kegiatan menyusun
atau mengorganisasikan buah pikiran, ide, atau gagasan dengan menggunakan
rangkaian kalimat yang logis dan terpadu dalam bahasa tulis. Karangan sering
diartikan sebagai rangkaian kalimat yang logis, pemikiran atau pelukisan
tentang suatu objek, suatu peristiwa, atau suatu masalah. Karangan yang disusun
dapat berupa fiksi maupun Nonfiksi.
Menulis karangan
ilmiah tidak jauh berbeda dengan menulis karangan lainnya. Yang membedakan
karangan ilmiah dengan karangan lain adalah dari metode atau kajian yang
digunakannya. Karangan ilmiah bukan sepenuhnya karya ekspresi diri seperti
karangan fiksi hasil imajinasi, tetapi penulis harus menyampaikan
data objektif yang diperoleh melalui metode atau kajian ilmiah.
Data yang diperoleh
melalui kajian ilmiah di antaranya diperoleh melalui hasil pengamatan,
tes, wawancara, penyebaran angket, kajian pustaka, dan uji coba di laboratrium.
Karangan fiksi merupakan karya yang sepenuhnya merupakan hasil ekspresi
diri, data yang disampaikan merupakan hasil imajinasi atau hasil rekaan sendiri
walaupun mungkin berdasarkan realitas di sekelilingnya
Karangan ilmiah
mempunyai ciri sebagai berikut :
1.
Fakta yang disajikan bersifat objektif;
2.
Penyajiannya disusun secara logis dan sistematis; dan
3.
Bahasa yang digunakan adalah ragam bahasa baku.
C.
Ketentuan umum yang harus diperhatikan dalam pembuatan karangan ilmiah:
1.
Kertas yang digunakan untuk mengetik karangan adalah kertas HVS berukuran
kuarto (21,5 x 28 cm). Untuk kulitnya, digunakan kertas yang agak tebal.
2.
Pengetikan menggunakan huruf tegak dan jelas (misalnya, Times New Roman) dengan
ukuran 12.
3.
Menggunakan tinta berwarna hitam.
4.
Batas-batas pengetikan:
a
pias atas 4 cm;
b
pias bawah 3 cm;
c
pias kiri 4 cm; dan
d
pias kanan 3 cm.
5.
sistematika karya ilmiah menggunakan sistematika secara umum
D.
Sistematika Karya Ilmiah
1.
Bagian Pembuka
a.
Kulit Luar/Kover
Halaman ini memuat
1) Judul karangan ilmiah lengkap dengan anak judul (jika ada) 2) Keperluan
Penyusunan 3) Nama Penyusun 4) logo lembaga pendidikan 5) Nama Lembaga
Pendidikan 6) Nama Kota 7) Tahun Penyusunan
b.
Halaman persetujuan
Halaman persetujuan
ini memuat 1) judul karya ilmiah, 2) nama siswa yang menyusun karya ilmiah
beserta nomor induk siswa, 3) tanda tangan dan nama terang pembimbing, dan 4)
kata persetujuan
c.
Halaman Pengesahan
Halaman ini memuat
bukti pengesahan administratif dan akademik oleh kepala sekolah. Halaman ini
memuat 1) judul karya ilmiah, 2) nama siswa yang menyiapkan karya ilmiah, 3)
kalimat pengesahan beserta tanggal, bulan, dan tahun, 4) tanda tangan dan nama
terang guru pembimbing dan kepala sekolah serta cap stempel.
d.
Abstrak
Abstrak disusun
dengan komponen-komponen sebagai berikut: 1) nama siswa, ditulis dari belakang
(seperti penulisan nama pengarang pada daftar pustaka) apabila terdiri dari dua
bagian nama atau lebih, 2) tahun pembuatan, 3) judul karya ilmiah (dalam tanda
petik, huruf kapital hanya pada awal setiap kata), 4) kata Karya Ilmiah ditulis
miring, 5) nama kota, 6) nama sekolah, 7) kata ABSTRAK. Penulisan isi abstrak
tersebut dituangkan dalam tiga paragraf dengan spasi tunggal. Paragraf pertama
berisi uraian singkat mengenai latar belakang masalah dan tujuan penelitian.
Paragraf kedua berisi metode penelitian, mencakup populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. Paragraf
ketiga berisi hasil penelitian dan pembahasan.
e.
Kata Pengantar
Kata pengantar
dibuat untuk memberikan gambaran umum kepada pembaca tentang penulisan karangan
ilmiah. Kata pengantar hendaknya singkat tapi jelas. Yang dicantumkan dalam
kata pengantar adalah (1) puji syukur kepada Tuhan, (2) keterangan dalam rangka
apa karya dibuat, (3) kesulitan/ hambatan yang dihadapi, (4) ucapan terima
kasih kepada pihak yang membantu tersusunnya karangan ilmiah, (5)
harapanpenulis, (6) tempat, tanggal, tahun, dan nama penyusun karangan ilmiah
f.
Daftar isi
Daftar isi ini
memuat secara rinci isi keseluruhan karya ilmiah beserta letak nomor
halamannya, mulai dari halaman judul sampai dengan lampiran. Komponen isi karya
ilmiah ini dicantumkan dalam daftar isi antara lain meliputi judul-judul bab
dan subbab. Penulisan daftar isi harus mempertahankan konsistensi dalam
pencantuman komponen-komponen itu.
g.
Daftar Tabel,gambar, grafik, bagan/skema, singkatan/lambang (jika ada)
Daftar tabel,
gambar, , grafik, bagan/skema, singkatan/lambang berisi nomor urut halaman
tempat tabel, gambar, , grafik, bagan/skema, singkatan/lambang tersebut
disajikan. Tiap-tiap jenis dikelompokkan dan diberi nomor urut tersendiri.
Tajuk Daftar Tabel, gambar, , grafik, bagan/skema, singkatan/lambang dituliskan
dengan huruf kapital semua dan terletak di tengah.
2.
Bagian Inti Karangan
a.
Bab Pendahuluan
1)
Latar Belakang Masalah. Bagian ini memuat alasan penulis mengambil judul itu
dan manfaat praktis yang dapat diambil dari karangan ilmiah tersebut.
Alasan-alasan ini dituangkan dalam paragraf-paragraf yang dimulai dari hal yang
bersifat umum sampai yang bersifat khusus.
2)
Rumusan masalah. Permasalahan yang timbul akan dibahas dalam bagian pembahasan,
dan ini ada kaitannya dengan latar belakang masalah yang sudah dibahas
sebelumnya. Permasalahan ini dirumuskan dalam kalimat-kalimat pertanyaan.
3)
Ruang Lingkup. Ruang lingkup ini menjelaskan pembatasan masalah yang dibahas.
Pembatasan masalah hendaknya terinci dan istilah istilah yang berhubungan
dirumuskan secara tepat. Rumusan ruang lingkup harus sesuai dengan tujuan
pembahasan.
4)
Tujuan. Bagian ini mencantumkan garis besar tujuan pembahasan dengan jelas dan
tujuan ini ada kaitannya dengan rumusan masalah dan relevansinya dengan judul.
Tujuan boleh lebih dari satu.
5)
Landasan Teori. Landasan teori berisi prinsip-prinsip teori yang mempengaruhi
dalam pembahasan. Teori ini juga berguna untuk membantu gambaran langkah kerja
sehingga membantu penulis dalam membahas masalah yang sedang diteliti.
6)
Hipotesis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hipotesis adalah sesuatu yang
dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dsb)
meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan dengan demikian hipotesis
merupakan kesimpulan/perkiraan yang dirumuskan dan untuk sementara diterima,
serta masih harus dibuktikan kebenarannya dengan data-data otentik yang ada,
pada bab-bab berikutnya. Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan sederhana,
serta cukup mencakup masalah yang dibahas.
7)
Sumber data atau kajian pustaka.
Sumber data atau
kajian pustaka yang digunakan penulis karangan ilmiah biasanya adalah
kepustakaan, tempat kejadian peristiwa (hasil observasi), interview, seminar,
diskusi, dan sebagainya.
8)
Metode dan teknik.
Metode Pengumpulan
Data, metode pengumpulan data adalah cara mencari data bagi suatu penulisan,
ada yang secara deduktif dan atau induktif. Mencari data dapat dilakukan dengan
cara studi pustaka, penelitian lapangan, wawancara, seminar, diskusi, dan lain
sebagainya.
Teknik Penelitian
adalah penjabaran metode penelitian, sistem atau metode penelitian dengan
meneliti langsung objeknya, teknik penelitian yang dapat digunakan ialah
teknik wawancara, angket, daftar kuesioner, dan observasi. Semua ini
disesuaikan dengan masalah yang dibahas
b.
Bab Analisis atau Bab Pembahasan
Bab ini merupakan
bagian pokok dari sebuah karangan ilmiah,yaitu masalah-masalah akan dibahas
secara terperinci dan sistematis. Jika bab pembahasan cukup besar, penulisan
dapat dijadikan dalam beberapa anak bab.
c.
Bab Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi
kesimpulan yang telah diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan.
Kesimpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan
hipotesis yang sudah dikemukakan.
Yang dimaksudkan
dengan saran adalah saran penulis tentang metode penelitian lanjutan, penerapan
hasil penelitian, atau beberapa saran yang ada relevansinya dengan hambatan
yang dialami selama penelitian.
3.
Bagian Penutup
a.
Daftar Pustaka
Tajuk daftar
pustaka dituliskan dengan huruf kapital semua tanpa diberi tanda baca dan
dituliskan di tengah-tengah. Dalam daftar pustaka dicantumkan semua
kepustakaan, baik yang dijadikan acuan penyusunan karangan maupun yang
dijadikan bahan bacaan, termasuk artikel, makalah, skripsi, disertasi, buku,
dan lain-lain.
Semua acuan dalam
daftar pustaka disusun menurut abjad nama pengarang atau lembaga yang
menerbitkan. Jadi, daftar pustaka tidak diberi nomor urut. Jika tanpa nama
pengarang atau lembaga, yang menjadi dasar urutan adalah judul pustaka. Contoh
penulisan daftar pustaka: Eneste, Panusuk. 1983. Mempertimbangkan Tradisi.
Jakarta: Gramedia.
Untuk majalah atau
jurnal mengikuti sistematika sebagai berikut: nama penulis, tahun terbit, judul
tulisan, nama majalah/jurnal dengan singkatan resminya, nomor penerbitan dan
halaman.
b.
Penulisan Lampiran (jika diperlukan)
c.
Penulisan Indeks (jika diper lukan)
E.
Langkah- langkah Mengarang
1.
Tentukanlah topik
Topik adalah pokok
pembicaraan. Dalam pemilihan topik, seorang penulis harus mempertimbangkan
hal-hal berikut:
a.
Topik harus betul-betul dikuasai dan dekat dengan kehidupan.
b.
Topik harus menarik perhatian.
c.
Topik harus spesifik atau terpusat pada satu permasalahan yang sempit dan
terbatas.
d.
Topik harus memiliki data atau fakta yang objektif.
e.
Topik harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya.
f.
Topik harus memiliki sumber acuan atau kepustakaan.
2.
Rumuskan judul karangan
Berdasarkan topik
yang ditetapkan, dapat dirumuskan judulkarangan. Judul adalah kepala karangan.
Syarat judul yang baik sebagai berikut.
a.
Judul relevan dengan isi karangan.
b.
Judul dirumuskan secara singkat dan jelas.
c.
Judul dapat menarik perhatian.
3.
Buatlah kerangka karangan
Berdasarkan topik
tersebut, catatlah hal-hal yang akan ditulis berdasarkan topik yang kamu pilih!
Setelah mencatat hal-hal penting yang akan kamu tulis, buatlah kerangka
karangannya. Urutkan dari hal-hal yang umum ke hal yang khusus. Hal ini disebut
pola pengembangan deduksi. Kamu dapat juga mengurutkan dari hal-hal yang khusus
ke hal-hal yang umum. Hal ini disebut pengembangan induksi. Selanjutnya buat
kerangka karangan dengan mengikuti langkah berikut.
a.
Tuliskanlah topik-topik umum dan topik-topik bawahan (rincian) secara
rinci.
b.
Evaluasilah topik-topik yang dituliskan berdasarkan relevansi dan kedudukannya.
Yang tidak relevan atau tidak ada hubungannya dengan topik dibuang, kemudian
dari judul dan anak judul terpilih urutkan berdasarkan pola pengembangan
serta kedudukannya, mana yang harus disajikan lebih dulu dan mana yang
berikutnya.
c.
Susunlah kerangka karangan dengan pola deduksi atau induksi. Jika pola
pengembangan karangan yang dipilih pola deduksi, maka topik-topik yang
dipilih harus diurutkan dari hal yang umum ke hal-hal yang khusus.
Sebaliknya, jika pola pengembangan yang dipilih pola induksi, maka topik-topik
dipilih diurutkan dari yang khusus ke yang umum.
4.
Kumpulkan data karangan
Setelah kerangka
karangan disusun, kumpulkan data dengan cara sebagai berikut.
a.
Mencari keteorangan dari bahan kepustakaan.
b.
Mencari keteorangan dari pihak-pihak yang mengetahui permasalahan.
c.
Mengamati langsung objek yang ditulis.
d.
Mengadakan percbaan atau pengujian di lapangan atau labratrium.
Informasi yang
dicari harus relevan dengan topik yang ditulis. Catat isi yang dikutip dan
sumber yang dirujuknya. Yang perlu dicatat yakni nama pengarang, judul
buku, tahun terbit, kta terbit, penerbit, dan halaman letak informasi tersebut
diambil. Selain itu data atau fakta yang ditemukan di lapangan juga dicatat.
Data di lapangan dapat dikumpulkan melalui pengamatan, wawancara, penyebaran
angket, atau eksperimen.
5.
Membuat karangan utuh
Setelah semua bahan
yang dibutuhkan sudah lengkap, kembangkanlah kerangka karangan yang sudah
disusun dengan pola yang dipilih, deduksi atau induksi! Pengembangan kerangka
karangan menjadi sebuah karangan perlu memerhatikan penyajian karangan;
pengembangan paragraf; dan pemakaian bahasa.
Pengembangan setiap
judul dan sub-subjudul harus uraian yang sesuai dengan judul atau subjudul yang
dikembangkan. Jika ada gambar, bagan, tabel atau grafik, maka sebelum dan
sesudah bagan/grafik/tabel/ gambar hendaknya ada uraian yang mengantarkan atau
menjelaskan.
Pemaparan tersebut
hendaknya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tahap pengembangan
karangan secara umum sebagai berikut.
a.
Pengelompokan bahan, yakni bagian mana yang didahulukan dan bagian mana yang
mengikutinya.
b.
Pengonsepan, yakni tahap pengembangan kerangka karangan menjadi karangan.
c.
Pengecekan kembali naskah, yakni lengkapi kekurangan dan buang yang tidak
relevan. Atau buang pembahasan yang tumpang tindih atau berulang-ulang.
Penyuntingan
berdasarkan pemakaian bahasa, yakni perbaiki ejaan yang salah, perbaiki kalimat
yang tidak efektif, perbaiki pemakaian kata yang tidak baku, dan perbaiki
paragraf yang pengembangannya kurang baik.