Rizky yudha gothama
16112633
1ka17
Kebudayaan ondel-ondel
Ketika kita mendengar kata ondel-ondel, maka pikiran kita
langsung tertuju pada masyarakat suku Betawi.
Ondel-ondel tingginya sekitar 2,5 meter dan dibuat dengan
bahan dasar bambu. Bagian dalamnya dibuat semacam pagar atau kurungan ayam
supaya mudah dipikul orang yang membawanya. Boneka ini digerakan oleh seseorang
yang masuk ke dalam. Wajah ondel-ondel ini bisa dibilang “menyeramkan” karena
matanya besar-bulat melotot dan kepalanya dilapisi ijuk atau kertas-kertas
warna-warni, sebagai rambut. Jika “manggung” ondel-ondel selalu dibawa
sepasang: lelaki-perempuan. Ondel-ondel lelaki dan perempuan juga ada ciri
khasnya lho. Kalo yang lelaki wajahnya berwarna merah tua sedangkan yang perempuan
biasanya berwarna putih. Entah ada atau tidak hubungannya antara pewarnaan ini
dengan warna bendera kita: merah-putih.
Sejarah Ondel-ondel
Ondel-ondel konon telah ada sebelum Islam tersebar di Jawa.
Dulu fungsinya sebagai penolak bala atau semacam azimat. Saat itu, ondel-ondel
dijadikan personifikasi leluhur penjaga kampung. Tujuannya untuk mengusir
roh-roh halus yang bergentayangan mengganggu manusia. Oleh karena itu tidak
heran kalau wujud ondel-ondel dahulu, menyeramkan.
